Sabtu, 04 Januari 2014

TANAM BAKAU DAN SUSUR PANTAI ALA ANAK PRAMUKA



TANAM BAKAU DAN SUSUR PANTAI
ALA ANAK PRAMUKA
Oleh
I Gede Aristana Diputra (Seno)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Indonesia adalah Negara kepulauan (arpheologi) terbesar di dunia. Yaitu terdiri lebih dari 17.500 pulau. Luas wilayah Indonesia sekitar 7,7 juta kilometerpersegi, dengan pembagian luas wilayah daratan 1,9 juta kilometerpersegi dan luas wilayah lautan 5,8 juta kilometerpersegi. Dimana luas lautan dengan daratan kita 2:3. Oleh karena itu sebagian besar wilayah Indonesia memiliki pesisir pantai. Pantai adalah suatu kawasan yang tidak asing lagi bagi bangsa Indonesia, bahkan merupakan objek wisata yang didominasi baik wisata pantai pasir hitam maupun wisata pantai pasir putih.
Jumlah penduduk di Indonesia sangat padat, yaitu berjumlah sekitar 237,6 juta jiwa. Dengan keadaan wilayah yang berpenduduk padat  banyak kegiatan-kegiatan atau aktivitas dari manusia yang pada akhirnya akan menghasilkan banyak limbah atau sampah, baik dari kegiatan rumah tangga, perusahaan/industri bahkan kegiatan pariwisata. Apalagi pengetahuan penduduk untuk mengolah sampah sangat kecil, serta kebiasaan dari masyarakat Indonesia membuang sampah ke sungai, yang pada akhirnya sampah-sampah tersebut akan berhilir dan dibawa arus air sungai ke laut/pantai. Oleh karena itu sebagian besar keadaan pantai di Indonesia, dan di daerah Bali khususnya mengalami kerusakan dan penumpukan sampah-sampah. Hal ini juga didukung oleh kurangnya kesadaran dan partisipasi dari masyarakat, khususnya para remaja dan generasi muda. Khususnya pada masyarakat yang tinggal di pulau Bali yang memiliki kebudayaan dan tradisi yang begitu banyak pastilah memerlukan kawasan pesisir/pantai. Seperti halnya tradisi Ngaben, dimana runtutan dari upacara ini akan berakhir di pantai (Nganyut) dan tradisi Melasti bagi umat Hindu akan menghasilkan banyak sampah-sampah sisa sarana upacara. Seperti sisa-sisa kayu, dedaunan dan bahkan plastik-plastik bekas.
Pulau Bali selain dikenal dengan pulau yang banyak akan tradisi dan kebudayaan,  juga terkenal akan pariwisatannya khususnya wisata pantai. Dari kegiatan wisata ini juga banyak menghasilkan sampah-sampah yang dapat merusak keindahan pantai. Selain bahaya dari faktor manusia, pesisir pantai juga rawan rusak oleh faktor alam yaitu erosi/abrasi air laut. Abrasi ini dapat mengikis pesisir hingga daratan, oleh sebab itu kelestarian hutan bakau (mangrove) harus dijaga untuk mencegah hal ini terjadi. Karena keberadaan hutan bakau dewasa ini sudah semakin kurang terawat, serta tumbuhnyapun tidak merata dalam satu hutan. Bakau sangat berperan penting dalam menjaga wilayah pesisir dari bahaya abrasi. Hal ini terjadi karena ketidak tahuan dan tidak adanya motivator/penggerak untuk membuat suatu kegiatan yang menarik minat generasi untuk melestarikannya.
1.2  Rumusan Maslah
1.2.1        Kegiatan apakah yang dapat mendorong masyarakat untuk melestarikan dan menjaga kebersihan pantai?
1.2.2        Kegiatan apakah yang dapat dilakukan untuk melestarikan dan memperbaiki rusaknya hutan bakau?
1.2.3        Siapakah sasaran yang tepat untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
BAB 2 ISI
2.1 Kajian Teori.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan mempunyai arti penting bagi manusia, dengan lingkungan fisik manusia dapat menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan materiilnya, dengan lingkungan biologi manusia dapat memenuhi kebutuhan jasmaninya, dan dengan lingkungan sosial manusia dapat memenuhi kebutuhan spiritualnya. Lingkungan dipandang sebagai tempat beradanya manusia dalam melakukan segala aktivitas kesehariannya. Pantai adalah sebuah wilayah geografis yang terdiri dari pasir, dan terdapat di daerah pesisir laut. Pesisir adalah merupakan daerah pertemuan antara darat dengan laut, dimana ke arah darat meliputi bagian daratan baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air asin, sedangkan ke arah laut meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran. Dimana pesisir pantai adalah ujung, akhir atau hilir dari aliran air pegunungan atau air sungai yang nantinya mengalir dan membawa segala sesuatu yang ada di hulu atau daratan ke laut.
Sampah adalah material sisa yang tidak berguna dan tidak diinginkan lagi setelah berakhirnya suatu proses. Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi dipacu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Salah satu cara untuk mencegah abrasi adalah dengan menanam bakau (mangrove) dan memperbaiki hutan bakau yang telah rusak.
Bakau (mangrove) adalah nama sekelompok tumbuhan dari marga Rhizophora, suku Rhizophoraceae. Tumbuhan ini memiliki ciri-ciri yang menjolok berupa akar tunjang/ tunggang yang besar dan berkayu, pucuk yang tertutup, daun penumpu yang meruncing, serta buah yang berkecambah serta berakar ketika masih di pohon (vivipar). Pohon ini memiliki banyak nama lain seperti tancang, tanjang (jawa), tinjang (medan), bangko (bugis), kawoka (timor), wako, jangkar dan lainnya. Pohon bakau hidup di daerah rawa-rawa berair payau, pesisir pantai yang mengalami pasang surut. Bakau berkembang dan tumbuh dari bunga yang kemudian menjadi buah berkecambah dan mengeluarkan akar panjang serupa tobak manakala masih bergantung pada tangkainya. Ketika rontok dan jatuh, buah-buah ini dapat langsung menancap di lumpur di tempat jatuhnya, atau terbawa air pasang, tersangkut dan tumbuh di bagian lain dari hutan.
2.2 Pembahasan.
     Masalah lingkungan adalah masalah yang sangat banyak dibicarakan saat ini. Karena semakin berkurangnya kesadaran masyarakat dan para remaja/generasi muda pada khususnya untuk menjaga kelestarikan lingkungan. Oleh karena itu remaja atau generasi muda sangat tepat menjadi sasaran untuk menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan. Gerakan kepramukaan adalah suatu wadah organisasi internasional yang sudah cukup berkembang pesat di Indonesia, bahkan sudah memiliki undang-undang. Melalui organisasi ini diharapkan dapat membentuk karakter bangsa, tidak hanya berkarakter yang baik sebagai seorang pemimpin tetapi juga dapat membentuk generasi muda yang berkarakter lingkungan melalui kegiatan-kegiatannya.
Dari rumusan masalah diatas dapat kita bahas, sasaran dalam melestarikan lingkungan yang terpenting adalah remaja/ generasi muda, karena generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Melalui salah satu kegiatan kepramukaan yang dapat membantu melestarikan lingkungan, khususnya pelestarian hutan bakau dan menjaga kebersihan pesisir pantai adalah kegiatan TANAM BAKAU DAN SUSUR PANTAI, dimana kegiatan tanam bakau adalah suatu wadah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan tidak memerlukan perlengkapan yang sulit. Kegiatan ini dapat diselenggarakan dari tingkat ranting, cabang, daerah hingga nasional. Hal yang perlu disiapkan dari kegiatan ini hanya bibit pohon bakau serta alat bantu melobangi tanah/lumpur seperti linggis dan alat bantu yang lainnya. Kegiatan ini sangat menyenangkan dan sudah pernah terlaksana pada saat kegiatan Peran Saka tingkat nasional yang diselenggarakan di Batam, kepulauan Riau pada tahun 2010 lalu. Kegiatan ini memang sangat bermanfaat bagi pelestarian hutan bakau, karena melalui kegiatan ini dapat diikuti oleh segala umur baik dari tingkat siaga/SD, penggalang/SMP, penegak/SMA/SMK, dan bahkan tingkat pendega serta Pembina. Pembina juga dapat membimbing para anak didiknya untuk melestarikan lingkungan melalui kegiatan ini, serta menambahkan ilmu-ilmu tentang kehutanan, khususnya hutan bakau.
Kegiatan susur pantai adalah suatu kegiatan kerja bhakti/ bhakti sosial membersihkan pesisir pantai dengan cara menyapu ataupun memunguti sampah-sampah yang berserakan  baik dari sampah aktivitas wisata maupun aktivitas adat. Banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dilakukan di pantai tetapi sampah-sampahnya dibiarkan begitu saja. Mengingat disepanjang pantai di Kab.Gianyar sangat sedikit yang menyediakan fasilitas tempat sampah, baik yang berkapasitas kecil maupun besar. Sehingga sampah-sampah tercecer dan terbengkalai begitu saja, diterbangkan oleh angin laut, dimakan ombak, serta merusak pemandangan. Melalui kegiatan ini kebersihan pantai akan semakin terjaga. Kegiatan ini tidak membutuhkan peralatan yang begitu sulit, hanya memerlukan kantong sampah/ kresek yang cukup besar untuk menampung sampah, alat kebersihan seperti sapu dan serok. Kegiatan ini sudah dilakukan oleh banyak kalangan dan dari banyak instansi sudah menerapkan program ini. Kegiatan ini juga dapat berlangsung di tingkat sekolah/ambalan, ranting, cabang, daerah bahkan juga tingkan nasional. Dari kegiatan ini para Pembina dapat langsung menanamkan pendidikan untuk peduli akan lingkungan khususnya pantai. Selain itu para Pembina juga dapat menyelenggarakan kegiatan ini pada saat-saat/ kegiatan kemah bhakti, kemah rekreasi maupun pelantikan.
Kegitan itulah yang dapat menjaga kelestarian pantai dari abrasi air laut, serta menjaga kebersihan pantai dari sampah-sampah yang terbengkalai. Melalui kegiatan ini tidak hanya sebagai ajang berpartisipasi, tetapi kegiatan ini sekaligus wadah pendidikan bagi masyarakat, generasi muda, dan anak-anak pramuka pada khususnya untuk peduli terhadap lingkungan. Karena lingkungan adalah sangat penting bagi kehidupan manusia serta tempat yang akan dititipkan bagi anak cucu kelak.
BAB 3 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa remaja atau generasi muda adalah sasaran utama untuk melestarikan dan menjaga keadaan lingkungan, karena generasi muda adalah kader penerus bangsa, yang nantinya membawa bangsa kearah berikutnya. Walaupun masih banyak dari generasi muda yang belum sadar dan mengingat pentingnya lingkungan bagi kehidupan kedepan, hal ini dapat diperbaiki dengan memberikan suatu media pendidikan karakter lingkungan, khususnya melalui kegiatan kepramukaan. Kegiatan ini adalah susur pantai dan tanam bakau/menanam bakau untuk memperbaiki hutan bakau yang telah rusak. Selain melaui susur pantai yang dapat menjaga kebersihan areal pesisir pantai dan kegiatan tanam bakau yang dapat menjaga pantai dari abrasi air laut, kegiatan ini juga sangat bermanfaat sebagai media pendidikan. Pendidikan untuk membentuk karakter generasi muda yang peduli akan lingkungan sekitar. Tidak hanya untuk anak pramuka tetapi untuk seluruh generasi muda.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar